May 27, 2007

Gaji fresh graduate di Singapura

Kira-kira berapa gaji awal lulusan S1 di Singapura ?

Rentang baku (standard range) gaji tiap lulusan universitas negeri di sini (NUS, NTU, SMU) dipublikasikan tiap tahun. Pihak SDM (atau human resource department/HRD) dari perusahaan lokal ataupun multinasional (MNC) umumnya mengacu pada rentang tersebut. Dari rentang itu dapat diketahui rata-rata dan level maksimum yang dapat diharapkan seorang lulusan saat masuk ke dunia kerja untuk pertama kalinya. Dinamika pasar amat menentukan "keberuntungan" seorang pelamar untuk mendapatkan penghasilan yang menarik. Diantaranya jenis industri yang dimasuki lulusan, pertumbuhan ekonomi dalam negeri, hukum permintaan dan pasokan, dan merit si pelamar misalnya apakah pelamar lulus dengan predikat istimewa (honours/cum-laude), pengalaman selama kerja praktek (internal assignment/IA), pengalaman organisasi, dll. Dalam tulisan ini tidak dibahas penghasilan untuk profesi dokter dan ahli hukum seperti pengacara.

Lahan pekerjaan yang memberi ganjaran (reward) paling menarik adalah perbankan, institusi keuangan, dan kantor akuntan publik. Biasanya seorang enjiner baru menempati posisi sebagai analis bisnis/pasar, management assosiates, atau cukup sering ditempatkan sebagai IT back-end support untuk menjamin kelancaran transaksi atau projek multi-billion ini. Tak heran memang cukup banyak yang terjadi enjiner lintas sektor ke sini (tak bedalah kondisinya dengan republik kita). Industri petrogas, kimia lalu disusul industri semikonduktor adalah tiga sektor yang memberi ganjaran lebih mantap bagi seorang enjiner. Keistimewaan terjadi dua tahun belakangan ini, dimana sektor konstruksi/pembangunan (baik properti dan jalan) sedang booming, sehingga tenaga enjiner sipil dan arsitek boleh berharap gaji awal yang lebih baik dibanding sebelumnya. Sementara untuk jenis industri lain cukup berimbang.

No-pain, no-gain
Secara umum istilah ini teruji dimana-mana. Sektor industri yang menjamin penghasilan besar (high-reward) umumnya memang lebih menuntut pekerjanya untuk mampu menyelesaikan pekerjaan dalam tenggat waktu (dateline) yang menantang. They are highly demanding jobs, be it quality assurance, operational time , accuracy, efficiency, 24x7 support commitment etc. Sisi positifnya tentu adalah take home pay yang lebih besar: baik itu uang lembur (overtime) maupun bonus kuartal/semester/tahunan yang berlipat :-)

Tahun 2007 menjadi tahun penuh berkah bagi tiap lulusan. Tidak hanya bagi lulusan yang mencari lowongan kerja di sektor swasta, bahkan sektor pegawai negeri (civil service) pun ikut-ikutan merevisi starting pay para pemula ! Rata-rata tercatat kenaikan 10-20% yang cukup berarti bagi semua disiplin ilmu dibandingkan catatan dua tahun silam ($ dalam Singapore Dollar, $1 = Rp. 5800):

  • Entry level engineers dalam bidang rekayasa (engineering) pada umumnya: $2400 - 2800 (sektor swasta).
  • Newbie accountants bekerja di Big Four firma akuntan publik: $2800 - 3200

NTU telah mencatat rata-rata gaji lulusannya yang mulai bekerja tahun 2007 adalah sebesar $2700 (program biasa), $2940 untuk program global (GIP), dan $2939 untuk sekolah bisnis Nanyang (NBS). Sementara itu SMU, universitas yang menitikberatkan program manajemen, bisnis, dan keuangan, mengumumkan bahwa rata-rata gaji lulusan terbarunya sebesar $2800. Untuk kenaikan gaji pegawai negeri dibahas di bagian berikut.

Bagaimana dengan pegawai negeri ?
Informasi untuk sektor pegawai negeri dikeluarkan oleh Public Service Division (PSD) tiap tahunnya. Dapat dilihat dari tabel tersebut bahwa karyawan baru di sektor teknik dan ekonomi memperoleh kenaikan gaji yang amat baik tahun ini.


Berita baik untuk semua
Nampaknya peluang pekerjaan memang sangat baik pada tiga tahun ini dan mudah2an juga untuk tahun depan. Rata-rata lulusan enjiner lokal dapat memperoleh pekerjaan yang diinginkan kurang dari 3-4 bulan. Dengan gaji awal yang bagus, seorang fresh engineer akan dapat membayar pinjaman bank untuk sekolahnya lebih cepat dari yang dijangkakan. Maklum saja biaya pendidikan tersier di negeri Singa ini mahal dan banyak orang tua yang tak sanggup membiayai tunai anak-anaknya. Kalau beruntung memang si calon enjiner dapat beroleh beasiswa (tuition grant) dari pemerintah, namun mayoritas dari calon hanya dapat mengambil pinjaman bunga lunak dari bank (Tuition Loan Scheme / TLS) . Kalau dapat beasiswa memang enak karena hanya 20% saja dari biaya total kuliah yang perlu dibayar nantinya. Sebagai kewajiban, para penerima beasiswa akan diikat kontrak kerja oleh negara.

Sebagai gambaran untuk bidang studi teknik, seorang mahasiswa perlu membayar sekitar $22k total biaya kuliah. Nilai ini hampir setara baik untuk warga negara maupun non warga negara. Pinjaman maksimum dari bank (TLS) dapat menutup 80% dari jumlah tersebut. Sisanya yang 20% perlu dibayar secara tunai tiap bulan. Dengan tiada memperoleh grant tak ada pula kewajiban ikatan dinas.

Untuk mahasiwa asing ada klausul khusus. Mereka membayar kuliah dengan harga yang sama seperti warna negara (citizen) atau penduduk tetap (permanent residence) di Singapura, namun setelah lulus mereka diharuskan untuk menjalani ikatan dinas selama 3 tahun di perusahaan2 yang ada di Singapura. Ini sebagai kompensasi dari kemudahan belajar yang telah diberikan pemerintah selama mereka di sini. Jelas saja ini akan menguntungkan kedua belah pihak: bagi mahasiswa ini adalah kesempatan untuk memanfaatkan ilmu yang telah diperoleh di alam nyata dan bagi Singapura mereka memperoleh tenaga trampil setidaknya untuk 3 tahun. Setelah masa itu berakhir, mana tahu mantan mahasiswa tadi justru ingin memperpanjang "darma baktinya" di perantauan ini :-)

Info lebih lanjut dalam bahasa Inggris untuk review gaji tiap tahun di tiap sektor industri untuk beragam masa kerja dapat ditelusuri di lelaman berikut:

Semoga bermanfaat !

May 6, 2007

Lowongan fresh graduate EEE di Singapura


Salam,
Tanpa basa-basi Singapura kembali menjadi ladang terbaik utk industri semikonduktor kembali sejak 2006.
Bagi para lulusan elektronika/ilmu bahan/fisika di tanah air, ini adalah kesempatan baik untuk meraih pengalaman nyata di bidang teknologi yang Anda pilih ! Anda tidak lulus tahun ini, jangan khawatir karena investasi semikonduktor berlangsung three years down the road ... 2007, 2008, 2009 ! At least ini yang saya ketahui and they are really recruiting lots of engineers. O..ya biasanya mereka menulis 1-year experience preferred, namun biasanya fresh graduates are welcome to apply.

Warning:
(1) Pekerjaan ini jelas membutuhkan tenaga2 muda terampil yang berdedikasi tinggi utk ditempatkan di lab-lab proses yang mengutamakan kebersihan (cleanliness), sanggup bekerja dalam shift/akhir pekan/hari libur, dan bersedia call-on-duty.
(2) Pekerjaan ini pasti memberi reward finansial yang amat menarik baik dari gaji standar, bonus, uang lembur, dan pernak-pernik lainnya. Untuk info gaji awal fresh grad (strata-1) mencapai SGD2800-3000 per bulan.

Jangan khawatir karena Anda masih muda dan sehat, tiga tahun rasanya tidak lama buat cari pengalaman dan do real hard-work sebelum lirik-lirik bidang/tempat lain atau justru step up the ladder higher atau cari S2 di sini. Singapura amat dekat dengan Indonesia, persamaan iklim, makanan lokal, dan kemudahan beribadah terjamin di sini.
So what are you waiting for guys, silakan luncuri lelaman-lelaman di bawah untuk mendapatkan info lebih lanjut tentang pekerjaan yang banyak membutuhkan tenaga enjiner ini:

2007 - SSMC, patungan antara NXP (Philips semiconductors) dan TSMC (raksasa semikonduktor Taiwan) http://www.ssmc.com.sg/. Job posted in http://impact-sg.jobstreet.com/jobs/jobs.asp?eid=9880&fil=1&de=1
2008 - Samsung (Korea, rajanya DRAM) dan Siltronic AG (Jerman), wafer 300mm utk memori
2009 - Qimonda AG http://qimonda.com/about/careers/graduates-professionals.html

Semoga sukses menimba pengalaman di rantau, Semoga TKI juga mengisi posisi2 strategis di bidang semikonduktor (head-to-head competition dengan lulusan Filipina, Cina, Vietnam !)

Wassalam

Mar 4, 2007

Seni Bersedekah

Bagaimana agar bersedekah membuat anda KAYA ? Yakinkah Anda dengan pendapat bahwa "to GIVE in order to GET". Sunnatullah ini telah diyakini banyak orang di dunia sejak masa lampau hingga kini sebagai sebuah hukum universal tanpa memandang agama atau keyakinan seseorang. Sedekah yang tulus, baik berupa uang, tenaga, atau pikiran akan memberikan efek pengembalian yang diharapkan.

Allah telah mewahyukan keutamaan bersedekah, Rasulullah SAW dan sahabat2nya telah banyak mencontohkan. Di abad 21 seorang pemrakarsa "Spiritual Marketing" bernama Joe Vittel telah menuangkan ajaran mulia ini dalam kuliah2 nya. Sejalan dengan itu, tulisan Dody A Fauzi dalam bukunya "Cerdas Finansial, Sekarang (ISBN 979-3996-21-X)", memaparkan cara bersedekah yang mampu menggetarkan spiritualitas para dermawan ini(1).

  1. Bersedekahlah saat merasa ingin bersedekah, jangan sampai merasa terpaksa
    Hal ini dikarenakan memberi dengan berat hati memberi asosiasi buruk ke alam bawah sadar.
  2. Bersedekahlah kepada sesuatu yang disukai
    Intinya adalah bersedekah pada hal yang membuat perasaan Anda tergetar. Setiap orang tentunya akan berbeda baik itu disebabkan: sudut pandang, pola hidup, masa, prioritas, dan kondisi sekitar yang menyebabkan kedinamisan pola bersedekah tsb.
  3. Bersedekahlah dengan sesuatu yang bernilai
    Wujudnya dapat berupa uang, benda, pikiran, tenaga dan ilmu. Dengan menyumbang sesuatu yang disukai, membuat Anda juga merasa berharga karena memberikan sesuatu yang berharga.
  4. Bersedekahlah dalam kuantitas yang terasa oleh perasaan
    Setiap orang memiliki kadar kuantitas berbeda agar hatinya tergetar ketika menyumbang. Nilai 10% biasanya menjadi anjuran dalam sedekah (bukan wajib), mungkin karena sejumlah nilai itulah kita akan merasakan 'beratnya' melepas kenikmatan.
  5. Bersedekah anonim akan memberi dampak yang lebih kuat
    Ini erat kaitannya dengan ketulusan, walaupun ada kalanya memberi tanpa anonim pun akan membawa manfaat untuk sosialisasi penggalangan sedekah itu sendiri. Dengan anonim diharapkan bahwa kita lebih ikhlas hanya mengharap balasan dari Allah.
  6. Bersedekah tanpa pernah mengharap balasan dari orang yang Anda beri
    Yakinlah bahwa Allah akan membalas, namun amat mungkin bukan lewat jalan orang yang Anda beri.
  7. Bersedekah tanpa mengira bentuk balasan Allah atas sedekah itu
    Banyak contoh yang mengisahkan:
    Give time and you’ll get time.
    Give products and you’ll get products.
    Give love and you’ll get love.
    Give money and you’ll get money,

    namun kita tak layak mengharap seperti itu.
    Siapa tahu sedekah itu dibalas Allah dengan kesehatan, keselamatan, rasa tenang, dl, yang nilainya jauh lebih besar dari nilai uang yang disedekahkan.

Rasulullah SAW meriwayatkan:

  • “Allah swt selalu menolong seorang hamba, selama hamba itu menolong saudaranya.”
  • “Barangsiapa yang memberi kemudahan kepada saudaranya, maka Allah akan memberi kemudahan baginya di dunia dan akhirat.”

Itu adalah prinsip memberi dan menerima yang ditanamkan Rasulullah SAW. Memberi kepada sesama dan hanya terobsesi untuk menerima dari Allah swt, sebab penerimaan itu tidak datang dari manusia tapi dari Allah swt.(2)

Kesadaran memberi kepada orang lain, tidak selalu berupa benda, materi, uang, atau bantuan yang memiliki nilai nominal. Tapi bisa berupa pikiran, waktu, ide-ide, fisik, atau apapun yang bisa kita beri dan bermanfaat.

Give freely, without expectations.
Give anonymously, if at all possible.
Give joyously, with a smile.
(Joe Vitale)

Pimpinan Wisata Hati, Ustad Yusuf Mansur punya kiat tersendiri untuk menggairahkan umat Islam makin rajin berzakat dan sedekah. Menurut beliau, terminologi zakat harus diubah. Mayoritas kita hanya tahu bahwa zakat itu pembersih harta. Ini kurang menarik. Seharusnya terminologinya adalah, hikmah zakat dan sedekah adalah menambah rezeki, menyembuhkan penyakit, menolak bala, dan memperpanjang umur. ''Jadi, orang yang rajin sedekah dan zakat, justru akan makin sukses bisnisnya, dan makin sehat.''

(1) Tulisan asli dari buku di atas dimuat dalam: http://sepia.blogsome.com/2005/11/13/seni-bersedekah-bersedekah-membuat-kaya/
(2) Tambahan bacaan dari Tarbawi Edisi 146 Th. 8, Dzulhijjah 1427 H / 4 Januari 2007

Feb 11, 2007

Membunuh lembu suci

(dari lelaman pakar inovasi Itpin)

Ketika berdiskusi mengenai inovasi, saya sering menemukan tanggapan yang lebih kurang sama. Tanggapan mereka umumnya seperti ini, “Produk saya tidak mungkin bisa diinovasi”, dan dengan disertai alasan-alasan yang menurut mereka sungguh kuat. Produk ini adalah komoditi. Produk ini sudah demikian adanya. Konsumen tidak bersedia membayar lebih untuk tambahan fasilitas. Inovasi hanya untuk industri-industri berbasis teknologi. Dan seterusnya, dan seterusnya.
  1. Air putih
    Lalu bagaimana dengan Evian dan Perrier, atau Aqua? Evian dan Perrier berhasil menjual air putih dengan harga lebih tinggi dari BBM. Bila air putih saja bisa diinovasi, apa lagi alasan yang bisa Anda berikan? Anda mungkin bisa mengatakan itu karena sulitnya mendapatkan air ledeng yang bersih dari kuman-kuman berbahaya sekarang ini. Karena itu, air putih kemasan yang mampu memberikan rasa aman layak dihargai.

    Pertanyaan saya: Bagaimana dengan di negara-negara maju yang air ledengnya bisa diminum dengan gratis tanpa takut adanya kuman-kuman? Ketika di Australia, saya pernah menonton sebuah acara TV yang menjelaskan sebenarnya tidak ada perbedaan kadar kandungan mineral dan kuman antara air ledeng dengan air kemasan botol. Tetapi toh penjualan air kemasan botol di sana tidak terpengaruh.

    Bagaimana pula dengan fakta masih ada orang-orang yang bersedia membeli Evian sementara air kemasan botol lainnya seperti Aqua dan Ades sebenarnya sudah cukup menjamin keselamatan para peminumnya?

    Jawaban Anda bisa jadi karena upaya-upaya branding yang dilakukan perusahaan bersangkutan. Tetapi bukankah melakukan branding terhadap air putih dengan kemasan yang bagus sendiri merupakan sebuah inovasi?
  2. Menjual es pada orang Eskimo
    Anda mungkin bisa mengatakan air adalah kebutuhan pokok dan air dalam botol lebih mudah dibawa kemana-mana. Sekarang, bagaimana dengan inovasi untuk produk es batu? Lebih menarik lagi, apakah mungkin menjual es batu kepada orang-orang Eskimo? OK, mungkin jangan Eskimo, tetapi agak turun ke bawah. Alaska. Bisakah inovasi dilakukan terhadap produk es batu yang akan dijual untuk penduduk Alaska yang berkelimpahan es? The Glacier Ice Co. dan Quinntek Ice Alaska memberi kita jawaban atas pertanyaan tersebut. Ya, es batu bisa dijual kepada orang Alaska, dengan bantuan inovasi yang berpusat pada kebutuhan konsumen dan inovasi-inovasi proses lainnya. Quinntek setiap harinya menghasilkan 5 ton es yang sebagian dikirim ke daerah-daerah penghasil ikan yang membutuhkan pasokan es batu yang konstan. Karena alam tidak bisa menjanjikan stabilitas pasokan seperti itu, mereka berpaling pada Quinntek.
  3. Bagaimana dengan oksigen, lilin, garam, ...
    Oksigen memang sudah dijual sejak lama untuk keperluan rumah sakit. Namun, ketika Samator berusaha menjual oksigen yang dimasukkan ke dalam kaleng untuk keperluan individu, banyak yang mencibir. Tetapi apa yang terjadi? Produk tersebut terbukti sukses.
    Kemudian ada juga cerita sukses dari Blyth, sebuah perusahaan yang berhasil membangkitkan kembali industri pembuatan lilin. Blyth berhasil karena mereka berusaha melihat apa saja kebutuhan lain yang bisa dipenuhi lilin-lilin selain untuk acara-acara keagamaan. Lewat upaya-upaya kreatif dan inovatif, mereka menemukan beberapa jawaban: untuk menciptakan suasana romantis dan santai, untuk mengusir nyamuk-nyamuk di taman, untuk berbagai perayaan, dlsb. Dari pengetahuan tersebut, mereka menghasilkan lilin beraneka jenis sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan yang selama ini tidak terbayangkan sebelumnya. Anda ingin berpiknik tanpa diganggu nyamuk? Blyth menyediakan lilin beraroma lavender untuk kebutuhan tersebut.

    Hindustan Lever, anak perusahaan Unilever di India, yang melihat banyaknya penderita gondok di negara tersebut mengeluarkan sebuah produk inovatif yaitu garam beryodium yang mampu menjaga kandungan yodiumnya meski harus melalui pemrosesan (yang selama ini berpotensi menghilangkan kandungan yodium) dan pengiriman ke desa-desa. Inovasi perusahaan ini juga mencakup edukasi kepada konsumen miskin yang selama ini tidak menyadari manfaat garam yodium. Inovasi ini berhasil menyumbangkan pendapatan yang cukup signifikan buat Hindustan Lever.

Air putih, es batu, oksigen, lilin, dan garam. Bila semua “komoditi” tersebut bisa diinovasi, apalagi yang tidak bisa? Semua produk dan layanan pasti bisa diinovasi. Yang menjadi masalah adalah pola pikir kita yang sudah terlanjur menerima kenyataan sementara sebagai kebenaran absolut yang tidak bisa diganggu gugat. Untuk mampu berinovasi kita harus mampu menentang kebenaran-kebenaran tersebut. Kita harus berani membunuh “lembu-lembu suci” (sacred cows) yang bersemayam di pikiran kita.

The chip behind the mask

The dictionary gives the meaning of the word “mask” as a “false face used among primitive races to exercise witchcraft and sorcery.” The word “mask” also denotes a “covering worn on the face to conceal identity.” In realms far removed from masquerade balls, Infineon also uses masks – but, as one might well expect, for entirely different purposes.

The masks in our field define the structures and hence the functions of the chip. Structures signify the elementary components of a chip, i.e. transistors, diodes, resistors, capacitors and their interconnections. These elementary components, in turn, have sub-structures such as doping areas or isolation layers, which are ultimately defined by the masks.

Masks are projection patterns and are used in the photolithographic exposure units in the front-end fab. They are glass plates made of high-purity quartz glass provided with a thin layer of chrome. The light-proof chrome layer defines the structures transferred to the wafer by an exposure process. Very stringent demands on the material are made in terms of purity, transmissivity and planarity. Photo masks have to be absolutely flawless because any defect would find itself on each wafer during exposure. So it is that the mask is the blueprint with which many millions of identical chips are produced. The structures of the mask are about four to five times larger than the structure to be created on the wafer, i.e. the structures on the masks are scaled down by the factor 4 to 5 as a result of the exposure process.

A varying number of masks are required for one chip, depending on complexity. Chips for power electronics or discrete components are of low complexity and get by with some 10 to 15 masks. Memory chips and complex logic chips need about 20 to 30 masks. Highly complex logic chips with numerous metal layers and high-frequency chips in BiCMOS technology require 30 to 40 masks.

The fewer masks required for the production of a chip, the better. This is so because each mask involves numerous additional production steps, such as applying photoresist, hardening photoresist, exposing or etching off photoresist. Firstly, these all harbor some probability of failure which potentially increases the scrap rate, and secondly they prolong the time of the wafer in the front-end fab and so also the time to market. And, on top of all that, each mask also costs money. Masks are the most expensive “material” used for chip manufacture. The cost for the complete mask set of a complex chip for a 65nm process meanwhile ranges at seven-digit level.

Mask manufacture is today a science in itself. The chrome structures are vapor deposited on the glass substrate in cleanroom processes. It is not least to the credit of the masks that we can today produce chip structures far smaller than the wavelength of the laser light used. The nature of the light is exhausted by performing breathtaking physical feats. On the one hand, the undesired light diffraction phenomenon is compensated by the mask (referred to as optical proximity correction) and, on the other, a phase shift of the lightwaves during passage through the glass substrate is attained by means of areas with varied glass thicknesses (phase change masks), which is used to control light intensity on the wafer surface. These are currently hot spots in mask manufacture. The cost of research and development can hardly be borne by semiconductor manufacturers alone.

(edited from IFX magazine Jan 26, 2007)